Saturday 11 October 2014

Raksasa Bergigi Susu
















"Kau hanya perlu membuka jendela. Melihat langit sore sebelum magrib. Burung-burung yang patuh. Awan-awan. Laut nun jauh. Daun mahoni yang bergoyang-goyang sebelum luruh. Gedung-gedung yang melembab diam. Udara baru akan masuk ke dalam paru-parumu yang sesak.

Memang berat bagimu untuk menghentikan suara denting gitar yang selalu bergetar di kepalamu. Membiarkan semuanya hening. Sebentar. Kau begitu takut pada kesepian. Maka, kau selalu menyimpan suara-suara dalam kepala. Juga, bisikan orang kausayangi.

Pandanglah ufuk barat sana. Biarkan keindahannya sedikit menghangatkan jiwamu. Belum saatnya mengucapkan salam perpisahan.

Kau tak perlu berdiri di bibir jendela. Angin yang riang bisa meniup-niup rasa sentimentilmu. Kakimu goyah dan kau bisa terjatuh. Percayalah, kau tak akan pernah menyukai ketika tubuhmu terhempas dan rengkah seperti buah semangka dibanting."

Kau membalikkan tubuhmu. Seseorang itu tersenyum. Gigi serinya terlalu kecil satu.

"Apakah aku harus membuka mataku sekarang?" []



sumber gambar: favimages.com


No comments:

Post a Comment