Monday 30 August 2021

Story of Kale: 

Melihat Kebahagiaan dari Kacamata yang Retak


 

 

“Orang yang menyayangi tidak akan menyakiti.”

Film Story of Kale: When Someone’s in Love (SOK) merupakan spin off dari film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI) yang diangkat dari novel Marchella FP.  SOK disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko di bawah rumah produksi Visinema Pictures yang ditayangkan secara streaming Bioskop Online. Sebagai bagian dari semesta NKCHTI, SOK bercerita tentang Kale (masih diperankan oleh Ardhito Pramono), beberapa waktu sebelum bertemu dengan Awan. Di film ini, Kale menjalin hubungan dengan Dinda (diperankan oleh Aurélie Moeremans), manajer ben Arah. Hubungan Kale dengan Dinda digambarkan begitu dinamis; berawal dengan Kale merebut (baca: menyelamatkan) Dinda dari Argo (diperankan oleh Arya Saloka), mereka tinggal bersama, mengerjakan proyek album mini, munculnya sifat posesif Kale, pertengkaran, Dinda berselingkuh, hingga puncaknya Dinda menyatakan ingin pergi meninggalkan Kale.

Pada malam ketika Dinda menyatakan ingin pergi meninggalkan Kale karena merasa sudah tidak nyaman lagi dengan hubungan mereka, Kale telah berencana untuk menunjukkan kepada Dinda bahwa proyek yang sedang mereka kerjakan telah rampung. Namun, apa boleh buat, nasi telah jadi bubur, Dinda ingin pergi dengan tiga alasan.

Alih-alih memberinya ruang dengan melepas tanpa mempertanyakan, Kale justru menuntut penjelasan lebih meski Dinda berulang kali memohon agar Kale cukup membiarkannya pergi saja.

 

Tiga Alasan Dinda yang Seharusnya Tak Perlu Didengar Kale

Pertama, Dinda sudah berselingkuh. Hal ini tentu sangat mengejutkan Kale, bagaimana bisa Dinda yang telah diselamatkannya dari kekerasan Argo justru berselingkuh dengan laki-laki lain. Apa yang laki-laki itu berikan kepada Dinda yang dia tidak punya, begitu tanya Kale dengan menahan marah. Bukankah dia telah berbuat sangat baik, tidak hanya melepaskan Dinda dari hubungan tidak sehat dengan Argo, tetapi juga menemukan bakat musik gadis itu sehingga Dinda tak cukup hanya berperan sebagai manajer; Dinda bisa menciptakan lagu dan bernyanyi. Dinda bisa memiliki album sendiri dan Kale akan membantu Dinda mencapainya.

Di mata Dinda, Kale hidup dalam imajinasinya sendiri tentang bahagia. Dia membayangkan bahagia itu adalah membuat Dinda melakukan apa yang dia anggap sebagai kebahagiaan Dinda, yaitu menyalurkan bakat musik dan lepas dari kekasih yang melakukan kekerasan. Padahal, hal itu adalah kebahagiaan versi Kale, bukan bagi Dinda. Dinda tak ingin menjadi orang lain yang dibayangkan Kale. Bagi Dinda kebahagiaan adalah tanggung jawab masing-masing. Kale tak perlu merasa bertanggung jawab membuatnya bahagia.


Kedua, Kale telah menjadi Argo versi lain. Kenyataan ini telah menghancurkan perasaan Dinda. Kale yang berkeras meyakinkan Dinda agar gadis itu keluar dari hubungan buruk dengan Argo dengan berkata, “Kamu bikin pengecualian untuk sesuatu yang tidak seharusnya ada. Kamu takut sama dia, bukan sayang,” justru melakukan kekerasan lain kepada Dinda. Kale memaksa Dinda melakukan apa yang dia inginkan tanpa minta pendapat Dinda. Ketika Dinda menjelaskan bahwa dia tidak menginginkan, Kale marah. Kemarahan Kale pun naik secara drastis, mulai dari mengomel, berteriak, membentak, akan memukul, hingga merusak barang. Evolusi emosi Kale yang awalnya begitu manis hingga menyerupai monster tak lagi berbeda dengan Argo.


Dinda menerima Kale agar lepas dari hubungan toksik dengan Argo. Meridai kekerasan dengan anggapan tak apa menanggung siksaan asal tetap bersama. Kebersamaan dijadikan ukuran untuk kebahagiaan. Racun gagasan ini didapatkan Dinda dari sikap ibunya yang rela dipukuli suami asal keluarga mereka tetap utuh. Sang ibu berkata, suatu saat sang ayah akan berhenti memukul, dan dia ingin ketika saat itu tiba, keluarga mereka tetap lengkap. Dinda mencoba menduplikasi pilihan ibunya. Namun, dia orang yang berbeda. Dia tidak sama dengan ibunya. Dia harus lepas dari orang yang menyiksa sambil mengatakan cinta. Dan Kale telah menjadi orang seperti itu. Tak ada alasan lagi bagi Dinda untuk bertahan.

Ketiga, Dinda ingin menikah dan melanjutkan studi di Jerman. Selama berhubungan dengan Kale ternyata dia keliru. Kale hanya terobsesi untuk menjadikannya kekasih sesuai impiannya. Ibarat utopia, begitulah ruang percintaan Dinda dengan Kale. Maka, Dinda mesti bertindak rasional, mengemas barang-barang untuk menikah dengan lelaki lain yang bisa menerima dirinya apa adanya sebagai manusia yang punya pikiran, perasaan, harapan, dan cita-cita, salah satunya adalah melanjutkan pendidikan. Sibuk bercinta di studio musik tentu tidak realistis!

 

Antara Rasa Nyaman dan Pengorbanan

Setiap hubungan ada harganya. (Dinda)

Harga komitmen tidak murah. (Kale)

Film ini benar-benar bikin gemay (istilah anak sekarang). Kale ingin melindungi Dinda dari kekerasan Argo, manipulasi Argo, tetapi di sisi lain, Kale telah menjelma Argo yang lain dengan sifat posesif dan over protective. Kale ingin Dinda tidak lagi menjadi manajer Arah dan mengembangkarn kariernya sendiri dengan bernyanyi, menciptakan lagu, dan membuat minialbum sendiri. Niat Kale membantu Dinda jika dilihat dari sudut lain, adalah sebuah bentuk egoismenya untuk menjadikan Dinda sebagai miliknya, sebagai properti yang dapat dia kontrol. Kale ingin menjadi satu-satunya orang istimewa di dalam kehidupan Dinda, memberi perhatian khusus, prioritas, utuh, sekaligus punya kontrol absolut atas kehidupan sang kekasih. Bayangkan saja, Dinda harus melaporkan aktivitasnya 1x24 jam agar Kale tidak marah.

Kenyamanan adalah suatu kontinum perasaan dari perasaan paling nyaman sampai dengan paling tidak nyaman, dan dinilai berdasar persepsi masing-masing individu. Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne, 1995). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman adalah segar; sehat, sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan (Kolcaba, 2003). Beberapa bahasa asing menerjemahkan kenyamanan sebagai suatu kondisi rileks, di mana tidak dirasakan sakit di antara seluruh anggota tubuh.

Katherine Kolcaba, dengan latar belakang keperawatan dan psikologi menjelaskan bahwa kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. Terpenuhinya kenyamanan dapat menyebabkan perasaan sejahtera pada diri individu tersebut. Menurut Kolcaba (2003), aspek kenyamanan terdiri atas empat jenis, yaitu kenyamanan fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh individu itu sendiri, kenyamanan psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi; kenyamanan lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar kepada manusia seperti temperatur, warna, pencahayaan, kebisingan, dan lain-lain; dan kenyamanan sosiokultural, yang berkenaan dengan hubungan antar personal, keluarga, dan sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan, kegiatan religius, tradisi keluarga/masyarakat dan sebagainya).

Kolcaba juga menjelaskan tiga tingkatan kenyamanan, yaitu relief yang merupakan level kenyamanan paling dasar, dimana tubuh dalam kondisi bebas dari rasa sakit apa pun; kemudian ease yang merupakan tingkatan kenyamanan yang lebih tinggi, di mana tidak hanya tubuh yang merasakan kenyamanan, tetapi juga kenyamanan secara pikiran atau psikologis. Terakhir, transcendence, adalah kenyamanan tertinggi, di mana kenyamanan dirasakan sampai pada tingkat spiritual atau rohani.

Kehadiran Kale menggantikan posisi Argo mulanya memberikan rasa nyaman bagi Dinda. Gadis itu memperoleh pemaknaan baru atas hubungan laki-laki dan perempuan yang saling mendukungn dan tidak ada pemaksaan bagi satu pihak untuk mengalah untuk mempertahankan kelangsungan relasi. Namun, lambat laut sifat Kale yang obsesif menyebabkan Dinda merasa kehilangan rasa nyaman dari hubungan mereka.

Relasi Kale dan Dinda awalnya memberi Dinda rasa nyaman karena pribadi Kale yang begitu care dan fun. Namun lambat laun ketika Kale semakin terobsesi membuat Dinda bahagia sesuai keinginannya, kenyamanan yang dirasakan Dinda pun menghilang. Dinda mencoba mengorbankan perasaannya, tetapi lama-kelamaan dia menyadari bukan kehidupan seperti itu yang dia harapkan dari hubungannya dengan Kale.

 

Ini Trauma Siapa?

Jika film ini mengusung misi untuk menjelaskan penyebab perlakuan Kale kepada Awan di dalam NKCTHI yang tak ingin terikat status karena trauma dengan hubungan sebelumnya, SOK gagal membersihkan image Kale. Dinda tidak cukup jahat untuk membuat Kale mengalami trauma. Jika sosok Dinda ingin dijadikan kambing hitam atas kepengecutanan Kale, yang terjadi justru sebaliknya, Dinda adalah korban Kale sebelum Awan. Film ini terasa lebih sebagai kisah Dinda, seseorang yang pernah masuk ke dalam kehidupan Kale, dan memberikan preferensi negatif untuk hubungan Kale dan Awan, sekiranya mereka menjalin hubungan serius.

 

“Hubungan ini tidak akan berhasil dengan cara seperti itu. Kamu tidak bisa membiarkan orang yang kamu cintai menyakitimu dan bertahan dengan alasan kamu merasa bahagia,” kata-kata Kale kepada Dinda sebagai kritik atas hubungannya dengan Argo, pada kemudian hari menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Dinda bertahun-tahun bertahan disakiti Argo karena dia melihat contoh faktual dalam keluarganya; dia melihat ibunya dipukuli ayahnya. Dinda pun mencoba melakukan pengecualian terhadap Argo seperti yang dilakukan sang ibu, tetapi ternyata dia tidak bisa. Begitu pula terhadap Kale. Aurélie Moeremans sangat berhasil menampilkan kehancuran hati seorang Dinda yang menghadapi kekerasan demi kekerasan (fisik ataupun psikis) dari lelaki-lelaki yang dia kira mencintainya, terutama pada scene Dinda menyeret tubuh beringsut di lantai  menjauh dari Kale yang mengamuk.

 


Semesta Cerita tentang Definisi Bahagia

Terlepas dari racun psikologis di dalam narasi hubungan Kale dan Dinda, film SOK tetap enak untuk ditonton. Dukungan para pemeran yang tampil begitu pas, baik sebagai pemeran utama maupun pendukung, membuat film berdurasi 77 menit ini bisa dinikmati. Apalagi dukungan soundtrack yang diisi oleh Ardhito Pramono dan ben Arah membuat prekuel ini seperti paket komplit yang sayang untuk dilewatkan. Skenario yang ditulis oleh M. Irfan Ramly juga kokoh membangun interakasi dua tokoh dengan dialog-dialog yang memancing keingintahuan penonton.

 

SOK adalah bagian dari pengembangan kreatif Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI) karya Marchella FP. Buku dengan format bergambar ini mulanya ditargetkan untuk pasar remaja hingga dewasa yang setia mengikuti akun Instagram NKCTHI. Kata-kata yang dirangkai Marchella, visual yang menarik, dan playlist yang bisa diakses oleh para pembaca yang aktif di Spotify. Hal ini merupakan strategi marketing yang sangat jitu memadukan seni dengan konten kreatif bercita rasa kekinian.

 

Marchella sigap menanggapi respons pasar yang sangat positif dengan memutuskan untuk memperluas semesta “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” menjadi kolaborasi musik dengan musisi Indonesia bernama Kunto Aji melalui video klip musik pada lagu “Rehat.” Karya ini juga dikembangkan menjadi berbagai merchandise kreatif yang dipromosikan melalui akun Instagram @proudtopostit. Pada tahun 2020, semesta “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” semakin berkembang dalam bentuk  kerja sama penggarapan buku berjudul “Nanti Kita Cerita tentang Driver Gojek” dan di tanggal 2 Januari 2020, semesta “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini" meluas hingga diadaptasi dalam industri film Indonesia yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Menyusul kemudian serial YouTube berjudul “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” dan yang sedang dibahas ini, Story of Kale. Sebuah kesuksesan menjadi semacam garansi untuk menangguk kesuksesan lain, paling tidak untuk memperlama umur perbincangannya.

Di media sosial, para penggemar NKCTHI banyak yang berkomentar bahwa mereka lebih menunggu pengembangan kisah Aurora, kakak perempuan Awan yang berkarakter dingin dan memendam luka sendiri, daripada Kale. Namun, sosok Ardhito sang pemeran Kale yang dikenal sebagai penyanyi solo pria idola generasi milenial adalah peluang pasar yang sangat menjanjikan untuk ekspansi semesta NKCTHI. Film adalah bagian dari bisnis hiburan. Visinema sangat cerdik dengan sigap mengeksekusinya, meskipun masih di tengah pandemi.[]

 

Sumber foto: https://www.instagram.com/visinemaid

 

 

No comments:

Post a Comment