Sunday 9 March 2014

Sara dan Kucing Kecil

Mereka bertemu di sebuah taman. Sara duduk di bangku kayu dan kucing kecil itu mengeong sambil menggosokkan kepalanya ke kaki Sara.

"Hai, Kucing Kecil, sudah lama kamu di sini?" tanya Sara.

"Beberapa hari sebelum kamu datang," jawab kucing kecil berbulu keemasan itu dengan halus.

"Bagaimana perjalananmu ke sini?" tanya Sara lagi.

"Seorang laki-laki membawaku ke sini."

"Laki-laki itu tidak menyukaimu?"

"Mungkin. Kepada wartawan dia berkata sangat membenciku."

"Kenapa? Bukankah kau seekor kucing kecil yang manis dan lucu? Apakah kau sering meninggalkan kotoran di tempat tidurnya?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Dia memergokiku sedang berada di dapurnya yang antik. Aku ketahuan mencicipi makanan kesukaannya."

"Lalu dia mengantarmu ke sini?"

"Ya."

"Dengan sepotong kayu?"

"Bukan. Dengan sebutir peluru yang menembus rahangku."

"Apa kamu merasa sakit?"

"Sedikit. Kemudian aku berada di sini, di Dunia Antara ini. Kau pernah dengar nama Susie Salmon? Dia juga berada di sini."

"Ya, aku pernah dengar."

"Bagaimana dengan dirimu sendiri? Siapa yang mengantarmu ke sini? kau tidak datang sendiri, bukan?" Kucing kecil itu kini duduk di pangkuan Sara.

"Aku dilemparkan sepasang kekasih ke tempat ini saat di telingaku masih terngiang lagu-lagu jazz yang asyik."

"Sepasang kekasih? Bukannya seorang kekasih yang cemburu?"

"Sepasang kekasih yang berkomplot."

"Aneh juga. Bisa kau ceritakan, Cantik?"

"Mereka menjebakku di stasiun kereta, sebelum aku les bahasa."

"Apa ada luka cinta dalam cerita ini?"

"Mungkin cinta segitiga yang rumit."

"Oh! Kau main hati dengan yang laki-laki sehingga yang wanita menghabisimu?"

"Dulu aku dan lelaki itu menjalin kasih. Namun berahir karena tak jodoh. Aku tak mengerti mengapa dia sampai hati membuangku ke sini." Sara  tertunduk.

"Dia menembak jantungmu dengan pistol?" tanya kucing kecil itu dengan mata bulat yang lembut.

"Dengan alat kejut listrik, cekikan di leher, dan remukan kertas yang disumpalkan ke dalam mulutku." Sara menarik napas sesak. "Sungguh kematian yang menyiksa!"

Air mata Sara hampir jatuh, kucing kecil itu cepat-cepat menyekanya.[]


sumber gambar: barnumswinter.blogspot.com

No comments:

Post a Comment